Ketakutan dalam Dunia Baru
Judul: Kerumunan Terakhir
Penulis: Okky Madasari
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman: 357
Kerumunan
Terakhir adalah buku keempat karya Okky Madasari yang saya baca. Yang menjadi
hal favorit saya setelah membaca karya-karya Okky adalah karena beliau menjawab
beberapa pertanyaan soal apa saja kekacauan yang terjadi di negeri ini yang
dengan apik beliau ungkapkan dalam karyanya. Kali ini, saya disuguhkan dengan
karya yang berkaitan dengan dunia yang sempat membuat saya tenggelam dalam
keseharian dan jauh dari kehidupan sosial, yaitu dunia maya.
Novel
ini menceritakan dunia baru yang Jaya buat dari berbagai sabdanya. Jaya hidup
dalam generasi yang mulanya lebih mengenal teknologi komunikasi yang ala
kadarnya hingga menjadi teknologi yang menciptakan dunia baru. Dunia maya,
begitu kebanyakan orang menyebutnya. Namun, cerita dalam novel ini bukan
sekadar bagaimana dunia baru berperan besar dalam kehidupan, ada pula kisah
kehidupan pribadi Jaya yang membuat siapapun gemas dengan celakanya perbuatan
bapaknya dan Jaya sendiri.
Tanpa
ragu, Okky membuka cerita dengan mengungkapkan dunia baru yang tidak pernah
sekalipun terbayangkan oleh Simbahnya Jaya. Namun aku terus bertanya-tanya
dimana kerumunan terakhir tersebut. Aku hanya membayangkan akhir cerita yang
tak terduga atau akhir cerita yang reflektif seperti cerpen-cerpen dan novel
Okky lainnya. Selanjutnya, Okky menyajikan kehidupan pribadi Jaya yang dimulai
dengan kehidupan keluarganya hingga sang pacar.
Sebagian
besar novel ini berisi birahi Jaya yang kerap keluar masuk pelacuran. Ia cukup
menyesali hal tersebut karena ia di garis keturunan lelaki-lelaki celaka. Sang kakek
meninggalkan Simbahnya untuk kawin lagi. Sang bapak sendiri kerap gonta-ganti
perempuan di belakang ibunya. Namun di balik semua itu, Jaya tak pernah
meninggalkan sang pacar dan begitu menyayangi sang ibu dan Simbah.
Cerita
tentang dunia baru dimulai ketika Jaya tinggal berdua dengan sang pacar di
Jakarta tanpa pernikahan. Ia diperkenalkan dengan internet oleh Maera,
pacarnya, untuk mencari pekerjaan. Bukan pekerjaan yang ia dapat, justru ia
bertemu dengan kehidupan sosial di dunia maya. Ia melihat bagaimana nama orang
dipuja dan dipuji ketika menebarkan hal-hal yang berkaitan dengan pengguna
internet lainnya. Ia juga melihat bagaimana seseorang mati diserang
habis-habisan ketika mereka melakukan kesalahan.
Banyak
sekali isu yang dipaparkan dalam novel ini. Mulai dari persoalan birahi, cinta,
sosial yang “kekinian”, hingga berkuasanya seseorang ketika memiliki jabatan
dan pendidikan yang tinggi. Bahkan isu soal viralnya suatu kasus hingga
dibicarakan dimana-mana terungkap dalam novel ini. Kerumunan Terakhir menjadi
satu diantara novel yang membicarakan tentang masa depan yang benang merahnya
dari kehidupan saat ini yang berkaitan dengan sosial media dan gambaran betapa
bodo-amatnya orang-orang untuk mengetahui risiko setelah menyalahgunakan sosial
media tersebut.
Membaca
novel Okky Madasari selalu membuat saya larut di dalamnya. Hal tersebut karena
disajikan dengan ringan seolah sang penulis tengah bercerita tentang dirinya. Hal
ini juga disebabkan dengan digunakannya sudut pandang orang pertama dalam
hampir semua karya Okky. Okky begitu matang dalam penyusunan cerita dan setiap
detailnya sehingga ketika membacanya kita dapat membayangkan bagaimana alur
tersebut berjalan.
Saya
selalu dibuat salut oleh Okky Madasari atas caranya mengungkapkan keresahan
lewat karyanya. Betapa dunia sedang tidak baik-baik saja. Betapa banyak risiko
yang kita jalani saat ini dan akan kita rasakan risiko tersebut di masa
mendatang.[]
Review Kerumunan Terakhir Okky Madasari, Resensi Kerumunan Terakhir
Comments
Post a Comment