Apa yang Kita Tinggalkan di Ruang Publik Dunia Maya?

Poster publikasi Narasi Content Creator Workshop.

Mendapat surel dari Komunitas Mata Kita cukup membuat saya histeris. Bagaimana tidak, dalam dua hari ke depan saya akan diberikan banyak ilmu dari orang-orang hebat dalam bidangnya. Selain itu, idola-idola saya juga menjadi pembicara dalam workshop tersebut, mereka adalah pasangan Rara Sekar dan Ben Laksana serta Najwa Shihab. Saya tak bisa membayangkan bertemu dengan mereka secara eksklusif di Pontianak. Barulah saya bisa merasakan apa yang dirasakan orang kebanyakan yang histeris ketika akan bertemu langsung dengan idolanya.


Selain Najwa Shihab dan pasangan Rara Sekar dan Ben Laksana, acara tersebut juga turut menghadirkan Imam Wahyudi—seorang jurnalis senior, Gupta Sitorus dan rekannya—Primo Rizky—yang merupakan spesialis branding, dan Agustinus Wibowo—seorang travel writer. Workshop yang diadakan Narasi dan Komunitas Kita ini mengusung tema The New Wave of Creative Journalism. Tema tersebut akan membawa kami—konten kreator—menyelami dunia jurnalisme kreatif. Mulanya saya cukup bertanya-tanya, mengapa kami harus menyelami jurnalisme kreatif?

Buah tangan untuk peserta Narasi Content Creator Wokshop

Pak Imam Wahyudi memberikan jawaban yang cukup mengena ketika beliau menyampaikan materi dalam kelasnya. Beliau menerangkan bahwa tugas konten kreator di sosial media dalam membuat kualitas informasi dalam konten yang dibuatnya perlu mengarah ke jurnalisme. Konten kreator perlu menyadari bahwa dampak dari konten yang kita buat di sosial media seperti bom atom—meledak pada satu waktu, namun dampaknya bisa sepanjang masa. Oleh karenanya, konten yang kita buat perlu bernilai layaknya karya jurnalistik. Perlu untuk kita membuat konten yang independen, terverifikasi, menarik, dan berimbang.

Selain untuk membuat konten menjadi bernilai, membuat konten yang berkualitas dengan pendekatan yang sama dengan membuat karya jurnalistik tentunya akan menghindarkan kita dari pelanggaran UU ITE. Meskipun kita perlu menyadari, UU tersebut terkesan seperti “karet” yang bisa menyerang siapapun.


Materi ditutup dengan merenung bersama. Kami diajak Pak Imam Wahyudi merenung apakah selama ini konten yang kami buat bisa dipertanggungjawabkan atau tidak. Kami diajak menyelami pikiran kami sendiri untuk mengingat kembali tentang tujuan kami membuat konten tersebut dan apakah kami sudah menjadi konten kreator yang independen dan selalu memverifikasi informasi yang akan kami sampaikan di ruang publik yang bernama sosial media.

Bersama Imam Wahyudi

Setelah ishoma, kelas selanjutnya dibawakan oleh pasangan Rara Sekar dan Ben Laksana. Jujur, saya tidak bisa mengkondisikan detak jantung saya saat itu. Perasaan kagum saya terhadap pasangan suami istri ini memang tidak dapat disembunyikan ketika akhirnya saya berjumpa langsung dengan mereka.

Sebelum mengenali Rara dan Ben sebagai pasangan, saya mengenali Rara Sekar di grup musik Banda Neira beberapa bulan pasca bubar. Tentu saya menyayangkan hal tersebut. Namun yang membuat saya kagum adalah beliau merupakan seorang aktivis dan giat dalam isu sosial. Ketika Rara dan Ben tinggal di Selandia Baru dan berkuliah di sana, saya cukup mengikuti perjalanan gaya hidup mereka dalam berkebun, membaca beberapa tulisan mereka di media dan di tumblr pribadi masing-masing, dan mengagumi foto karya mereka yang antimainstream. Dalam beberapa video kreator di youtube yang berkolaborasi dengan mereka menyadarkan saya untuk mengenal banyak hal, apalagi nantinya saya akan lulus sebagai lulusan pendidikan. Concern mereka terhadap beberapa isu yang terjadi di masyarakat menjadikan saya belajar banyak hal. Saya mulai memahami betapa besar dampak kurikulum pendidikan terhadap pola pikir generasi yang dilahirkan, betapa besarnya dampak yang terjadi di masyarakat apabila kita menerangkan suatu perkara namun tidak begitu mendasar dan mendetail, dan betapa besar tanggung jawab kita untuk terus menjadi manusia yang peduli terhadap manusia lainnya. Lagi-lagi kami terus diingatkan bahwa kami yang merupakan konten kreator mempunyai tanggung jawab yang besar di ruang publik yang bernama sosial media ketika Rara dan Ben membuka materi mereka.

Foto bersama pasangan Rara Sekar dan Ben Laksana

Materi dibuka dengan kuis sederhana lewat www.menti.com. Kami diberi pertanyaan berkaitan dengan seberapa penting isu sosial dalam konten yang kami buat. Kami juga turut menuliskan tujuan utama kami membuat konten. Jawaban dari setiap pertanyaan tersebut merupakan anonim. Saya akhirnya belajar memahami bahwa tujuan dari orang-orang di ruangan saya begitu beragam dalam membuat konten. Ada yang sekadar terapi dan bahan refleksi, ada yang karena idealis, hingga ada pula yang realistis.


Rara dan Ben merupakan pasangan yang cukup skeptis. Bukan hanya terhadap isu sosial yang umum saja, namun juga terhadap bagaimana konten kreator membuat arah kontennya. Di forum lain seperti podcast dan youtube mereka tak pernah membahas hal tersebut secara gamblang. Beruntung, pertemuan saya dengan mereka di hari pertama membuat saya lebih mengenali kepedulian mereka. Mereka membuka percakapan dengan memproyeksikan aksi mereka dengan sindikasi. Sama seperti sebuah aksi, konten di sosial media pun perlu menyatakan hal yang sama. Bagi mereka, sosial media adalah ruang publik dan hal yang paling demokratis di dalamnya adalah konten visual. Perihal tersebut yang membuat mereka membentuk Arcademy Project yang fokus di bidang fotografi.

"Kuliah" bareng Rara dan Ben

Rara dan Ben membentuk project tersebut bisa dikatakan satu diantara alasannya adalah karena fotografi tidak dapat menangkap realitas secara utuh. Untuk memperjelas pernyataan tersebut, mereka menayangkan dua foto di satu momen yang sama namun menciptakan persepsi yang berbeda ketika kami melihatnya. Foto tersebut ditangkap saat kerusuhan 1998. Foto pertama memperlihatkan beberapa polisi sedang berlari dan seorang mahasiswi tampak jatuh terlentang di bawahnya. Sedangkan foto kedua yang ditangkap tak lama setelah foto pertama dengan fotografer yang berbeda, divisualisasikan mahasiswi tersebut dibopong beberapa polisi—tampak dibantu untuk tidak terus berada di tepi jalan. Saya mulai berpikir bahwa inilah satu diantara alasan mengapa Rara dan Ben selalu menangkap perspektif yang antimainstream pada foto-foto mereka. Pada akhirnya kami sebagai konten kreator harus memilih akan ke mana arah konten kami.

Fotografi menjadi visualisasi dari kacamata mereka melihat sebuah isu sosial. Menyuarakan isu tersebut tak hanya dilakukan Rara dan Ben lewat sebuah foto saja, mereka juga membuat podcast bertajuk Benang Merah yang berisi diskusi yang membahas berbagai hal yang juga antimainstream. Dari empat episode podcast yang sudah ditayangkan, saya akhirnya memahami bagaimana perkembangan dunia pertelevisian dan diskriminasi yang diterima masyarakat Tionghoa, persoalan sampah yang bukan hanya sekadar kampanye zero waste, kondisi dunia buruh dewasa ini, hingga dilematis pengolahan tanah untuk sawit. Isu yang mereka suarakan akhirnya memperluas kacamata saya dalam melihat berbagai isu, bahwa apapun yang sedang terjadi sebenarnya lebih kompleks apabila kita memahaminya.


Materi kemudian ditutup dengan pertanyaan yang sama lewat www.menti.com. Beberapa jawaban mulai lebih idealis, meskipun tetap ada yang realistis. Tujuan tersebut memang tidak bisa dipungkiri. Namun sedikit banyak, saya memahami bahwa materi yang ditayangkan pasangan Rara dan Ben tersampaikan sebagian besar peserta di ruangan saat itu. Euforia dari tema yang mereka bawakan yang bertajuk Content Creator for Change turut dirasakan peserta workshop.

Bersama Rara Sekar dan Ben Laksana

Jauh sebelum terpilih menjadi peserta workshop, saya berencana memberikan hadiah untuk pasangan Rara dan Ben juga Najwa Shihab. Setelah materi selesai, saya turut foto bersama pasangan ini dan memberikan lukisan yang saya buat khusus untuk mereka.


Ah, saya tak bisa menjelaskan betapa excited-nya saya pada saat itu. Saya juga terharu karena saya merupakan satu diantara 30 peserta yang terpilih mengikuti workshop dari 330 pendaftar. Jujur saja, saya sebelumnya pesimis karena karya yang saya kirim mungkin tak seapik konten kreator lainnya di Kalimantan Barat. Dalam workshop ini, saya bahkan bertemu beberapa konten kreator lokal yang sejak lama saya kagumi. Harapan terakhir setelah saya mendaftar saat itu adalah doa orang tua saya, dan Tuhan mengijabahnya beberapa hari kemudian.

Lukisan handmade untuk pasangan Rara dan Ben

Sore hari pasca istirahat salat, kelas dilanjutkan oleh Gupta Sitorus dan rekannya, Primo. Sebelumnya, saya belum pernah berada di forum yang membahas personal branding dan hanya mendapatkan sedikit ilmu mengenai personal branding lewat podcast. Kehadiran Gupta Sitorus dan Primo Rizky membuat pandangan saya mengenai personal branding lebih luas dari sebelumnya. Untuk membangun personal brand, ada beberapa poin yang harus dipenuhi seseorang sebagai konten kreator. Pertama, ask yourself tentang siapa dirimu yang sebenarnya. Hujani dengan berbagai pertanyaan mengenai tujuan, kontribusi, dan minat kita. Kedua, how are you perceived, hal ini berkaitan dengan kebutuhan kita mem-branding diri sebagai konten kreator yang berasal dari personal relationship, professional relations, hingga online reputation. Ketiga, what do I want to achieve, apa saja hasil yang kita inginkan dan apa tujuan utama kita yang menjadi fokus utama dalam personal branding. Keempat, what are my brand assets, di tahap ini kita mulai mendesain branding kita sebagai seorang konten kreator. Kelima, create your ecosystem, di tahap ini kita mulai membentuk diri sesuai tujuan kita. Keenam, create original content, di tahap ini kita sudah mulai membuat konten sesuai dengan basic yang kita miliki. Kemudian yang terakhir, listen and monitor, kita perlu mempertahankan kualitas dalam konten kita dan terus kritis dalam mengungkap berbagai hal lewat konten kita.

Menariknya, setelah materi selesai disampaikan, kami dilatih untuk mem-branding diri kami lewat deskripsi yang kami buat sesuai dengan konten yang kami suguhkan di dunia maya. Gupta dan Primo berupaya agar Be Authentic, Being You yang mereka bawakan sebagai tema lekat dalam setiap peserta workshop. Dalam branding ini, kami perlu memperhatikan beberapa hal. Pertama, define your target audience or ideal client base. Kedua, define a value statement by focusing your key attributes or persona. Ketiga, define your unique selling points or promise. Terakhir, combine these to create a narrative that tells others about you. Perihal tersebut merupakan garis besar dari poin yang Gupta dan Primo sampaikan sebelumnya. Setelah dinilai, lima orang diantara kami menyuguhkan branding yang menarik dan diberi rewards oleh Gupta dan Primo.

Bersama Gupta Sitorus dan Primo Rizky

Selain challenge dari setiap pembicara, kami juga dibentuk beberapa kelompok untuk berkolaborasi membuat sebuah konten. Saya masuk dalam kelompok empat bersama dengan Rofi—ilustrator yang juga merupakan teman saya, Kak Isa—seorang creative writer, Bang Adi—seorang esais yang idealis, Bang Fani—guru matematika yang juga fotografer dan content writer, dan Bang Rezza—video content “Kerupuk Basah”. Setelah saling curah pendapat beberapa saat di jam rehat dan di akhir acara, kami memutuskan untuk membuat konten yang berkaitan dengan isu toleransi yang disatukan warung kopi. Dalam kelompok yang menamakan dirinya Kolak (Kolaborasi Kreator Pontianak) ini membagi ranahnya dengan Kak Isa dan Bang Adi sebagai author, saya dan Rofi sebagai ilustrator, Bang Fani sebagai fotografer, dan Bang Rezza sebagai video editor. Dari Kolak, kami melahirkan “Dara dan Kopinya”.

Rekan kelompok empat Kolak (Kolaborasi Kreator Pontianak)

Pada hari kedua, kami dari kelompok empat alias Kolak telah merampungkan konten kami. Agenda pertama di pagi hari diisi dengan Najwa Shihab sebagai pembicara. Seisi ruangan dikagetkan dengan sosok Mbak Nana yang begitu hangat menyalami kami semua yang merupakan peserta workshop. Baginya, kami—peserta workshop yang merupakan konten kreator lokal Kalimantan Barat—kelak adalah kolaborator untuk startup yang dibentuknya, yaitu Narasi. Target dari Narasi memang kalangan milenial dan generasi Z yang begitu tertarik dengan hal visual. Namun baginya, menciptakan visualisasi suatu topik tidak hanya membutuhkan ilustrator, videografer, dan desainer grafis saja, tapi juga konseptor yang bisa berasal dari penulis. Workshop yang diadakan Narasi di berbagai kota besar di Indonesia—Pontianak satu diantara sembilan kota yang telah dikunjungi—bertujuan untuk menemukan kreator lokal yang turut mengangkat isu mengenai daerah lokalnya sekaligus mempertemukan mereka untuk saling berkolaborasi.

Mbak Nana memperkenalkan berbagai konten yang ada di Narasi dan berbagi mengenai pentingnya membuat konten sesuai kebutuhan, bukan keinginan untuk viral semata. Penting untuk seorang kreator mengonsumsi produk bacaan dan referensi lebih banyak dari apa yang diproduksi (baca: konten). Jika direfleksikan dengan kelas sebelumnya, tentu saja yang paling diingat adalah verifikasi sebelum produksi melalui bacaan dan referensi tersebut. Satu hal yang sangat menginspirasi dari Narasi adalah bentuk inovasi yang disuguhkan yang tersirat dalam temanya, Creating Good Content Through Collaboration and Community. Narasi menyuguhkan konten lewat www.narasi.tv dan di platform youtube, berkolaborasi lewat Playfest dan workshop di berbagai kota, dan memiliki jaringan Komunitas Mata Kita yang meluas di setiap provinsi di Indonesia.

Dalam menyampaikan materi pada workshop ini, Mbak Nana menampilkan citra yang cukup berbeda dengan apa yang saya saksikan di Mata Najwa. Mbak Nana tampak menjadi sosok yang kreatif namun tetap kritis. Mbak Nana tidak sendirian membangun Narasi, beliau melahirkan Narasi bersama Mom Cit (Mbak Citra) dan Mbak Keket. Seisi ruangan terus dibuat terpukau dari sebelum hingga sesudah Mbak Nana menyampaikan materi. 

Bersama Mbak Nana dan Mom Cit merayakan hari jadi kedua Narasi.tv 

Kesempatan ini juga tak akan saya sia-siakan untuk mengabadikannya dalam sebuah foto. Mulanya, saya berfoto seperti yang lainnya dengan Mbak Nana. Kemudian lukisan yang saya buat khusus untuk Mbak Nana saya berikan sebagai ucapan terima kasih atas workshop-nya dan foto barengnya. Saya senang Mbak Nana excited dengan lukisan dan kembali meminta foto dengan memegang lukisan saya. Sayang sekali saya tak sempat memotret lukisan tersebut secara detail.

Bersama Najwa Shihab



Kami dari peserta workshop juga memberikan kue ulang tahun kepada Mbak Nana sebagai apresiasi kami terhadap Narasi.tv yang baru saja merayakan hari jadi kedua tahun. 

Diskusi bareng Mom Cit

Setelah materi dari Mbak Nana yang akan segera flight kembali ke Jakarta, agenda dilanjutkan dengan diskusi dengan kru Narasi. Kelompok empat beruntung karena berdiskusi dengan Mom Cit. Kami berbicara banyak berkaitan dengan hambatan kami dalam membuat konten, masalah lokal yang menarik untuk dibahas, fokus konten yang kami buat, konten kreator idola kami, hingga perjalanan Mom Cit merintis Narasi bersama Mbak Nana dan Mbak Keket. Para founding mothers ini dengan penuh struggle membangun Narasi. Kami belajar banyak dari pengalaman Mom Cit yang dulunya bagian dari Metro TV dan mengajak kami untuk mengeksplorasi hal sederhana di sekitar kami dengan membangun critical thinking kami dalam menghadapi hal tersebut. Beliau juga banyak sekali berbagi tentang memecahkan permasalahan yang menjadi hambatan kami.



Setelah ishoma, pemateri terakhir—Agustinus Wibowo—mengisi workshop dengan materi nonfiksi kreatif. Beliau menyuguhkan tema Journey of A Story yang mendeskripsikan bahwa kita perlu jurnal dalam setiap perjalanan kita. Tujuannya adalah untuk mengabadikan ingatan kita yang terbatas dan menemukan perspektif kita dalam melihat dunia. Tanpa disadari, setiap orang akan terus berdamai dengan dirinya dan orang di sekitarnya apabila melakukan perjalanan. Karena melakukan perjalanan adalah satu diantara cara kita keluar dari zona nyaman kita.

Menariknya, Agustinus Wibowo menyajikan cara menulis nonfiksi kreatif secara detail dan membagikan dapur kepenulisannya lewat materi tersebut. Beliau memilih nonfiksi kreatif dalam catatan perjalanannya adalah karena nonfiksi kreatif menyajikan fakta dengan cara yang asyik lewat diksi yang disuguhkan seperti karya fiksi. Untuk menulis seperti demikian, hal yang perlu ditekankan ialah memperbanyak membaca. Kemudian, sumber ide dari jurnal perjalanan cenderung lebih reflektif dan dapat menjadi terapi spiritual karena menulis perjalanan adalah sebuah perjalanan mencari makna bagi Agus. Oleh karenanya, tulisan tersebut juga menciptakan kontemplasi hasil dari pencarian makna dari sebuah perjalanan. Tetapi, menulis jurnal perjalanan bukan hanya sekadar diisi dengan kontemplasi, perlu seimbang antara narasi, deskripsi, dan kontemplasi. Terlalu banyak atau terlalu sedikit kontemplasi tidak akan membuat naskah yang kita hasilkan menjadi seimbang.

Foto bersama Agustinus Wibowo

Sebelum memulai menulis jurnal perjalanan, ada tiga poin utama yang diperlukan. Pertama, peta memori. Kemudian kedua adalah tema dan premis. Poin terakhir adalah kerangka. Agus kemudian menayangkan contoh kerangka yang dibuatnya yang terdiri dari topik, tema, premis, subtopik, hingga premis dari setiap subtopik. Dari beberapa subtopik dan subpremis akan menciptakan satu kerangka cerita yang utuh. Peserta workshop akhirnya dilatih membuat tulisan yang senada dengan tema laut. Agus mendengarkan beberapa tulisan peserta dan memberikan kritik serta saran sesuai dengan apa yang sebelumnya ia sampaikan. Kelas tersebut terasa begitu asyik karena ilmunya begitu menarik dan begitu detail.



Setelah kelas dari Agustinus Wibowo, agenda dilanjutkan dengan presentasi konten kolaborasi setiap kelompok peserta Narasi Content Creator Workshop. Kelompok pertama menyuguhkan esai audio visual yang membahas tentang perempuan dan segala shaming yang menimpanya. Kelompok dua menyuguhkan video interaktif mengenai kabut asap dan perokok. Kelompok tiga menyuguhkan video interaktif mengenai sikap buruk (membuang sampah sembarangan, shaming, dan sebagainya) yang dinormalisasi sebagian besar masyarakat dengan istilah refleks. Kelompok empat—kelompok kami—menyuguhkan esai audio visual mengenai toleransi dan warung kopi. Kelompok lima—kelompok terakhir—menyajikan esai video pula mengenai toleransi di Kalimantan Barat.

Dengan didampingi Pak Imam, setiap kelompok menilai konten kelompok lainnya dengan sembilan poin nilai jurnalisme yang disampaikan Pak Imam pada kelasnya. Poin penilaian tersebut adalah pencarian kebenaran, disiplin verifikasi, independen, loyalitas kepada warga negara, memantau kekuasaan, forum saling kritik dan menemukan kompromi, menyampaikan hal penting secara menarik dan relevan, komprehensif dan proporsional, hingga mendengarkan hati nurani. Dari penilaian yang diberikan, kami saling mengevaluasi diri bahwa banyak sekali hal yang perlu kami perhatikan sebelum menyajikan konten ke ruang publik yang bernama dunia maya. Karena dampak dari postingan kami akan seperti bom atom nantinya. Tugas kita yang memilih, apakah bom atom tersebut akan menyebarkan kebaikan sepanjang masa atau justru keburukan sepanjang masa.


Membuat konten tersebut merupakan apresiasi untuk diri kami sendiri dan Narasi.tv yang sudah memberikan kami wadah untuk saling berkolaborasi dalam workshop yang telah mereka laksanakan. Acara ditutup dengan membagikan sertifikat dan totebag kepada setiap peserta, foto bersama, dan mencoreng wajah hampir seluruh peserta dengan krim kue yang dimulai oleh satu diantara kru Narasi.

Foto bareng berseragam sebelum berpisah

Para peserta yang merupakan konten kreator dalam workshop ini akan diberikan wadah dan kesempatan oleh Narasi untuk berkolaborasi dengan membuat konten sesuai dengan tema yang tengah diusung Narasi. Jadi interaksi kami dengan Narasi tidak hanya sebatas peserta dan kru dalam workshop saja, namun kami akan terus berada dalam relasi Narasi.

Dua hari yang disuguhkan Narasi.tv secara realistis bisa dipandang sebagai ajang memperbagus CV, namun workshop ini lebih dari sekadar memperbagus CV. Workshop yang diselenggarakan Narasi ini berpengaruh besar dalam mengubah pola pikir konten kreator lokal Kalimantan Barat untuk memiliki idealis dan kepedulian dalam setiap konten yang akan dibuat dan ditayangkan di ruang publik dunia maya. Terima kasih, Narasi.tv, atas segala ilmunya!

Hasil kolaborasi Kolak

Comments

  1. Semoga bisa bertemu kembali dan saling menginspirasi

    ReplyDelete
  2. Agen IDN Poker menyediakan beragam jenis permainan judi kartu online yang terfavorit di kalangan masyrakat tanah air Indonesia. Hanya menggunakan 1 akun id yang anda daftar sudah dapat menikmati semua permainain yang kami miliki. Yang sangat amat lengkap seperti : Poker, Ceme, Domino QQ, BlackJack, Sakong, capsa susun, Bandar ceme kelilinig, Omaha, Super10 dan Superbull
    https://www.nyfasweden.se/en/forums/users/onlinesspokerku/

    ReplyDelete

  3. terima kasih situs ini sudah memberikan pengetahuan yang bagus dan apabila Cari permainan yang seru dan bisa dimainkan ? Permainan yang tidak pernah bisa bosan dan juga bisa menghasilkan uang asli untuk kalian, link sbobet solusinya situs judi bola terbaik,terlengkap di indonesia berepa kemenangan anda pasti akan di bayar

    ReplyDelete
  4. terima kasih situs ini sudah memberikan pengetahuan yang bagus dan apabila Cari permainan yang seru dan bisa dimainkan ? Permainan yang tidak pernah bisa bosan dan juga bisa menghasilkan uang asli untuk kalian, daftar sbobet terbaru solusinya situs judi terbaik,terlengkap di indonesia berepa kemenangan anda pasti akan di bayar

    ReplyDelete
  5. bila anda adalah salah satu pecinta casino online, ini adalah
    SBOBET CASINO LOGIN
    terpercaya

    ReplyDelete

  6. terima kasih situs ini sudah memberikan pengetahuan yang bagus dan apabila Cari permainan yang seru dan bisa dimainkan ? Permainan yang tidak pernah bisa bosan dan juga bisa menghasilkan uang asli untuk kalian, togel online solusinya situs judi terbaik,terlengkap di indonesia berepa kemenangan anda pasti akan di bayar

    ReplyDelete

  7. terima kasih situs ini sudah memberikan pengetahuan yang bagus dan apabila Cari permainan yang seru dan bisa dimainkan ? Permainan yang tidak pernah bisa bosan dan juga bisa menghasilkan uang asli untuk kalian, situs togel online solusinya situs judi terbaik,terlengkap di indonesia berepa kemenangan anda pasti akan di bayar

    ReplyDelete

  8. terima kasih situs ini sudah memberikan pengetahuan yang bagus dan apabila ada yang ingin bermain game SLOT bisa mengunjungi judi slot terbaik karena berapapun kemenangan anda pasti akan dibayar

    ReplyDelete
  9. Saya sangat berterima kasih berkat artikel situs idnpoker resmi ini saya menjadi lebih mengetahui serba serbi Poker idn online dan mendapatkan banyak sekali kemenangan besar.

    ReplyDelete
  10. dengan
    SITUS SLOT ONLINE
    ini, anda bisa memenangkan bonus sebanyak-banyaknya

    ReplyDelete
  11. agen poker online terbaik dengan sistem idn poker yang paling dicari oleh para pencinta judi idn poker

    ReplyDelete
  12. terima kasih situs ini sudah memberikan pengetahuan yang bagus dan apabila Cari permainan yang seru dan bisa dimainkan ? Permainan yang tidak pernah bisa bosan dan juga bisa menghasilkan uang asli untuk kalian, link alternatif sbobet solusinya situs judi terbaik,terlengkap di indonesia berepa kemenangan anda pasti akan di bayar

    ReplyDelete
  13. saya sALA SATU pecinta judi online yang resmi, berikut adalah
    AGEN IDN POKER ONLINE
    yang selalu saya mainkan.

    ReplyDelete

  14. terima kasih situs ini sudah memberikan pengetahuan yang bagus dan apabila Cari permainan yang seru dan bisa dimainkan ? Permainan yang tidak pernah bisa bosan dan juga bisa menghasilkan uang asli untuk kalian, agen joker123 terpercaya solusinya situs judi joker123 terbaik,terlengkap di indonesia berepa kemenangan anda pasti akan di bayar

    ReplyDelete
  15. beberapa link login sbobet asli terpercaya dengan permainan online yang membuat anda senang

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Contoh Balasan Surat Pribadi

[Review Produk] Cuka Apel Tahesta, Produk Lokal Murah Menghilangkan Jerawat

Sahabat Pena