Menjadi Manusia, Kreator yang Menjadikan Penikmat Konten Semakin Manusiawi


Saat itu, saya sedang ingin mencari tontonan di youtube. Biasanya, tontonan saya resep makanan, beauty vlogger, teori konspirasi, hingga watercolor painting. Kalau sedang banyak kuota, saya mendengar musik dari youtube. Tapi ada tontonan menarik di linimasa saya. Ada sebuah channel youtube bernama Menjadi Manusia. Tontonan pertama saya adalah Berbagi Perspektif dari mantan transgender dan seorang mualaf perempuan.

Saya akhirnya mulai memahami bahwa sulitnya pergulatan batin seseorang ketika ia mencari jati dirinya. Dia tak hanya memikirkan bagaimana dia akan berubah, namun juga bagaimana orang di sekitarnya akan menanggapinya.


Kemudian salah satu tontonan saya juga di channel tersebut adalah Dari Hati yang narasumbernya pasangan suami istri yang menikah muda. Mereka begitu canggung mengungkapkan rasa mereka, terutama sang istri. Sang suami tanpa basa-basi berkata jujur. Namun di lain waktu, kemudian ada video baru dari rubrik yang sama, menghadirkan pasangan yang sudah lama menikah dan sudah beranak cucu. Mereka begitu manisnya berkata jujur. Rubrik ini tidak hanya menghadirkan pasangan, kedepannya channel ini juga menghadirkan kakak dan adik, ibu dan anak, dua orang sahabat, dengan watak yang berbeda saling berbagi rasa.

Menjadi Manusia menjadi salah satu channel youtube yang menurut saya menjadi kreator yang membawa perubahan. Mereka menghadirkan banyak narasumber dengan berbagai persepektif, berbagai gaya, berbagai prinsip untuk diperkenalkan bagaimana narasumber-narasumber tersebut menjadikan diri mereka seorang manusia dengan cara mereka dan bagaimana tanggapan manusia lain mengenai diri mereka.

Video pada awal dirintisnya channel ini—yakni 6 bulan yang lalu—menanggapi hal-hal yang sedang sensitif pada saat itu. Mengenai transgender dan agama—yang merupakan hal sensitif—kemudian dikemas menjadi konten dengan menayangkan bagaimana perspektif manusia yang menjadi bagian di dalamnya. Hal ini kemudian meluar dari pasangan yang menikah muda, mental illness, para agents of change, hingga mereka yang tidak mau ikut campur soal agama.


Kini, rubrik pada Menjadi Manusia tidak hanya Berbagi Perspektif dan Dari Hati saja, justru yang membuka channel ini adalah Kontemplasi (sajak yang dibacakan berkaca dari kehidupan manusia), Surat Untuk, Suara, Kami Juga Manusia, Kata Anak SMA, Lebih Dekat, hingga Ini Untuk Ibu yang diluncurkan beberapa saat yang lalu ketika hari Ibu.

Rubrik Surat Untuk berisikan konten dimana kru dari Menjadi Manusia membacakan surat dari penonton channel ini tentang perjuangan mereka menghadapi ujian yang mereka hadapi dan bagaimana perasaan mereka terhadap orang terdekat mereka.


Rubrik Suara merupakan rangkaian dari rubrik Kami Juga Manusia yang berisi konten suara yang dirasakan penderita skizofrenia. Rubrik Suara akhirnya memberikan rasa empati terhadap penayang karena mereka bisa memahami, bagaimana rasanya berada di posisi mereka yang menderita skizofrenia ini. Penyakit yang kerap kali menamakan penderitanya sebagai “orang gila”.

Pada rubrik Kami Juga Manusia merupakan rangkaian hari Sehat Jiwa. Pada rubrik ini menghadirkan banyak relawan kejiwaan yang merupakan penderita juga. Di sini kita dapat mengerti bagaimana perspektif yang mereka rasakan dari mental illness mereka. Tentunya, rubrik ini membuka pikiran orang-orang yang menganggap remeh penyakit jiwa seseorang.


Rubrik Kata Anak SMA sendiri berisi pendapat dan perspektif anak-anak SMA. Videonya hanya satu, yaitu tanggapan mereka tentang Indonesia. Dari rubrik ini, kalangan muda menyuarakan harapan mereka dan tentunya juga membuka pikiran orang dewasa bahwa anak SMA memiliki perspektif tersendiri berdasarkan permasalahan yang mereka lihat dan alami.

Berbeda dengan Dari Hati yang menghadirkan dua orang yang sudah saling kenal dan lama bersama, Lebih Dekat justru mendekatkan dua orang lawan jenis dengan latar belakang yang berbeda, saling mengajukan pertanyaan yang membuat mereka tentunya “lebih dekat”. Dua narasumber yang sebelumnya belum saling kenal akhirnya menjadi lebih dekat dalam rubrik ini.


Sampai yang keluar baru-baru ini, Ini Untuk Ibu, berisi konten tentang bagaimana seorang perempuan kelak apabila ia menjadi ibu dan kesan dari mereka yang sudah ditinggal sang Ibu untuk selamanya.
Konten yang ada pada Menjadi Manusia bagi saya pribadi, membuka pikiran saya bahwa betapa heterogennya latar belakang hidup seseorang berikut kepribadiannya. Begitu banyak perspektif dari mereka, mulai dari mereka yang pribadinya diimpikan orang banyak, hingga mereka yang memiliki kepribadian yang tak seorang pun menginginkan berada di posisi demikian. Ketika dahulu kita perlu bergaul secara langsung dengan orang yang berbeda dengan kita agar kita dapat saling menghargai, namun Menjadi Manusia menjadikan platform youtube sebagai media agar para manusia dapat memanusiakan dirinya sendiri lewat mengenal perspektif orang yang berbeda dengannya.




Comments

Popular posts from this blog

Contoh Balasan Surat Pribadi

[Review Produk] Cuka Apel Tahesta, Produk Lokal Murah Menghilangkan Jerawat

Sahabat Pena