Posts

Saman: Perjamuan Ketegangan Masalah Manusia dan Romansa

Image
Judul: Saman Penulis: Ayu Utami Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia Tebal: 200 halaman Saman merupakan buku pertama Ayu Utami yang saya baca. Barangkali karena saya selalu menyukai bagaimana penulis perempuan menuangkan isi kepala dan benaknya. Lantunan narasi dari novel ini begitu mengalir, jujur, dan indah. Dalam buku yang tidak begitu tebal ini, Ayu memadukan persoalan lingkungan, pergolakan politik, kisah mistis nan melankoli, hingga percintaan yang manis dengan begitu cerdas. Saman—yang menjadi judul buku ini—adalah seorang pria yang lahir di antara kematian saudara-saudara perempuannya yang hanya mengenali kehidupan di luar rahim beberapa saat saja atau bahkan tak pernah sama sekali. Hidup dalam lingkungan Katolik yang begitu religius hingga memanggil hatinya mengabdi menjadi pastor. Kemudian ia mengenali panggilan lain ketika ia mengabdi di lingkungan yang didominasi transmigran Muslim miskin. Ia terlibat dalam perebutan lahan karet di Pramubulih oleh perusahaan sawit. Penin

Orang-Orang Oetimu: Jalan Panjang Sejarah di Timur Indonesia

Image
Judul: Orang-orang Oetimu Penulis: Felix K. Nesi Penerbit: Marjin Kiri Tebal: 220 halaman Pembukaan UUD 1945 rasanya lekat dalam ingatan pada anak-anak sekolah yang berbaris mengikuti upacara di setiap hari Senin, terutama pada poin awal teks tersebut. Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Indonesia punya catatan panjang terkait penjajahan, baik sebagai korban maupun pelaku. Buku ini membahas gejolak politik dan kolonialisme yang dilakukan Indonesia di Timor Timur hingga berdampak pada kehidupan sosial di sana hingga beberapa tahun setelahnya. Orang-orang Oetimu disajikan dengan latar 1990an dengan alur campuran. Awal cerita dimulai dengan suasana masyarakat Timor yang menikmati persaingan antara Brazil dan Prancis di final piala dunia di tahun 1998, kemudian dilanjutkan dengan cerita awal mula invasi Indonesia ke Timor. Perlahan dis

Akses Internet dengan Mudah dan Murah Bersama By.U

Sudah delapan bulan terakhir sejak pandemi menyerang Indonesia. Penerapan PSBB di Indonesia tentu akhirnya membuat kita menghabiskan lebih banyak waktu dirumah. Rasanya sekarang internet sudah menjadi kebutuhan primer yang sangat krusial. Akhirnya kita menggunakan internet di segala kebutuhan. Kebutuhan internet dengan berbagai platform yang beragam tentu membutuhkan data yang cukup. Di tengah keterbatasan selama pandemi, tentu penggunaan internet yang lebih banyak justru menyebabkan kantong kering. Apalagi untuk yang sering mengakses internet untuk meeting , streaming , sampai gaming . Kalau sekarang kamu menggunakan provider yang boros karena harga paket data yang mahal atau fasilitas yang terbatas, kamu bisa gunakan by.U sebagai provider terbaru kamu, lho! Apa Itu By.U? Jadi by.U merupakan layanan selular prabayar digital pertama di Indonesia yang diluncurkan oleh Telkomsel. Dengan karakter kekinian, by.U memberikan pengalaman digital end-to-end untuk seluruh kebutuhan berint

Mengembangkan Mutu Pengajaran Guru untuk Pendidikan Indonesia melalui GuruInovatif.id

Image
Tak semua rencana dan tujuan yang hendak kita capai akan terwujud dengan mudah. Hal tersebut begitu nyata ketika pandemi global menyerang dikarenakan virus corona. Pergi ke sekolah, berangkat ke kantor, semua aktivitas normal seakan terhenti demi terhindar dari virus yang sangat baru itu. Ada yang harus bekerja dan bersekolah di rumah, ada pula yang tak bisa meninggalkan aktivitasnya di luar rumah. Perubahan sistem pembelajaran mendadak dikarenakan pandemi corona begitu saya rasakan sebagai mahasiswa. Semua kegiatan pembelajaran dan aktivitas kampus dirumahkan dan diganti dengan sistem daring. Bila tidak memungki nkan, kegiatan yang semula telah direncanakan akhirnya gagal dilaksanakan. Proses perkuliahan pun terasa buntu di tugas, materi, dan pertemuan. Sebagai mahasiswa pendidikan, terkadang ada pula keinginan agar materi dan pertemuan disajikan dengan menyenangkan. Namun yang hadir justru tugas yang lebih banyak dibandingkan pembelajaran langsung. Tak terbayang bila hal tersebut t

Cerita-cerita Dalam Penungguan Masa Untuk Pulang

Image
Judul: Pulang Penulis: Leila S. Chudori Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia Tebal: viii + 461 halaman   Saya tak begitu berekspektasi saat membaca Pulang , terkecuali pada gaya bahasa Leila yang selalu membuat saya jatuh cinta—seperti yang telah saya baca sebelumnya, 9 Untuk Nadira dan Malam Terakhir . Hal tersebut karena isi cerita yang berbeda. Bila 9 Untuk Nadira dan Malam Terakhir menceritakan banyak kisah personal yang menyentuh, Pulang menyentuh dengan kisah personal yang menjadi salah satu dampak dari guncangan politik. Bisa dikatakan bahwa Pulang merupakan historical fiction . Pulang sendiri berlatarkan berbagai catatan sejarah, mulai dari Indonesia 30 September 1965, Prancis Mei 1968, dan Indonesia Mei 1998.   Pulang menyuguhkan cerita sejarah dengan pendekatan yang cukup personal, yakni korban. Pasca 30 September 1965, tokoh utama, Dimas Suryo yang tak begitu memihak dan berideologi tak dapat kembali ke Indonesia karena dianggap dekat dengan Hananto ya

Menumbuhkan Empati dari Sudut Pandang Baru

Image
  Judul: Anak Gembala yang Tertidur Panjang di Akhir Zaman Penulis: A. Mustafa Penerbit: Shira Media Tebal: vi + 358 hala man Sebelum akhirnya membeli dan membaca buku ini, saya sudah mendapat petunjuk dari seseorang bahwa buku ini menceritakan tentang seorang pemeluk Ahmadiyah. Selain karena topik tersebut seperti novel Maryam karya Okky Madasari yang pernah saya baca dam saya senangi perspektifnya, belakangan saya memang tertarik dengan cerita-cerita dengan tokoh yang berasal dari kalangan minoritas dan marjinal karena pada akhirnya saya menemukan perspektif baru dari kehidupan seseorang yang tentu tak pernah saya alami, meski dalam konteks ini berasal dari cerita fiksi. Hal yang selalu saya ingat dari dosen saya berkaitan dengan alasan mengapa harus membaca karya sastra adalah untuk membangun rasa empati dan memanusiakan diri sendiri.   Secara umum, novel ini menceritakan kisah tentang Rara Wilis, seorang waria dan Suko Djatmoko, seorang pemeluk Ahmadiyah. Di masyarak

"Menyalahi Zaman" dengan Narasi tentang Perempuan yang Reflektif

Image
Judul: Muslimah yang Diperdebatkan Penulis: Kalis Mardiasih Penerbit: Buku Mojok Tebal: xii + 202 halaman Belakangan saya cukup tertarik dengan isu tentang perempuan dan kesetaraan. Tahun 2019, saya mulai membaca novel bertemakan perempuan karya Nh.Dini yang kemudian memantik saya untuk belajar lebih banyak soal perempuan dan kesetaraan. Agaknya, isu yang belakangan terjadi juga menjadikan saya belajar bahwa urgensi perempuan dan kesetaraan cukup besar. Tapi, saya cukup heran dengan orang-orang yang tidak menganggap urgensi ini ada bahkan dari perempuan sendiri. Di bangku perkuliahan saya mengenalnya dengan feminisme. Di luar ruang kelas, saya lebih banyak mempelajarinya lewat esai-esai, podcast , sampai video youtube dari influencer feminis. Buku Muslimah yang Diperdebatkan menjadi buku pertama yang saya baca yang menjelaskan isu-isu perempuan dan ketimpangannya secara tersurat. Sebagai seorang perempuan muslim, tentu saya membutuhkan narasi-narasi kesetaraan yang