Pemuda Beraksi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan



Dalam era milenium dengan perkembangan teknologi informasi yang pesat, masyarakat dapat dengan mudah mengakses informasi dari berbagai macam sumber mengenai kondisi negara Indonesia saat ini. Namun, rendahnya literasi masyarakat justru menyebabkan masalah karena masyarakat hanya mengetahui apa yang ada di permukaan saja. Sebagai warga negara yang baik, kita perlu lebih kritis dalam mengakses informasi, terutama kondisi negara kita dan apa saja yang hendak dicapai oleh negara kita, Indonesia.

Sebelum mengetahui dimana masalah yang kerap terjadi di Indonesia, kita perlu mengetahui tujuan apa saja yang mendasari pembangunan negara. Pada tahun 2000 hingga 2015, negara-negara dunia yang tergabung dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memiliki “pekerjaan rumah” yang beristilah Millenium Development Goals. Selama 15 tahun, sudah banyak kemajuan yang terjadi dalam beberapa tujuan, namun masih ada tujuan lainnya yang tertinggal jauh terutama di bidang kesehatan dan angka kemiskinan. Dalam mengentaskan beberapa tujuan yang belum tercapai, maka hingga tahun 2030, Indonesia perlu memaksimalkan periode Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau dikenal dengan istilah Sustainable Development Goals (SDGs).

Pasca menyepakati penerapan SDGs, Indonesia berkomitmen untuk menyukseskan pelaksanaan melalui berbagai kegiatan dan langkah-langkah strategis. Dalam hal ini, yang telah dicapai Indonesia hingga akhir 2016 antara lain (i) melakukan pemetaan antara tujuan dan target SDGs dengan prioritas pembangunan nasional, (ii) melakukan pemetaan ketersediaan data dan indikator SDGs pada setiap target dan tujuan termasuk indikator proksi, (iii) melakukan penyusunan definisi operasional untuk setiap indikator SDGs, (iv) menyusun peraturan presiden terkait dengan pelaksanaan tujuan pembangunan berkelanjutan, dan (v) mempersiapkan rencana aksi nasional dan rencana aksi daerah terkait dengan implementasi SDGs di Indonesia.

Dalam langkah-langkah strategis yang ditempuh Indonesia, beberapa hasil diantaranya adalah pembentukan Sekretariat Nasional Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang bertugas mengkoordinasikan berbagai kegiatan terkait pelaksanaan SDGs di Indonesia. Hal ini mencakup pengkoordinasian kementrian/lembaga, Badan Pusat Statistik untuk memberikan data kuantitatif mengenai 17 tujuan yang akan dicapai dalam SDGs, akademisi, pakar, organisasi masyarakat sipil dan filantropi dan bisnis yang dilibatkan dalam proses persiapan pelaksanaan SDGs di Indonesia.

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) terbagi dalam 17 tujuan.
  1. Menghapus Kemiskinan
  2. Mengakhiri Kelaparan
  3. Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan
  4. Pendidikan Bermutu
  5. Kesetaraan Gender
  6. Akses Air Bersih dan Sanitasi
  7. Energi Bersih dan Terjangkau
  8. Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi
  9. Infrastruktur dan Inovasi
  10. Mengurangi Ketimpangan
  11. Kota dan Komunitas yang Berkelanjutan
  12. Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab
  13. Penanganan Perubahan Iklim
  14. Menjaga Ekosistem Laut
  15. Menjaga Ekosistem Darat
  16. Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Kuat
  17. Kemitraan untuk Mencapai Tujuan
Dalam 17 Tujuan Global untuk Pembangunan Berkelanjutan tersebut, terdapat urgensi yang perlu dientaskan baik oleh pemerintah maupun masyarakat yang lebih merasakan dampak dari urgensi tersebut. Dalam hal ini, milenial dapat aware secara spesifik dalam satu tujuan SDGs dan dapat melakukan aksi nyata di sekitarnya. Aksi nyata yang dilakukan pemuda dalam hal ini sebagai jembatan untuk mencapai goal SDGs karena pemuda menjadi komponen terpenting untuk pembangunan berkelanjutan tersebut. Disebut sebagai komponen terpenting karena goal ini perlu dicapai hingga 2030 dan tentunya pemuda nantinya akan memegang peran penting di Indonesia dan dapat melakukan aksi perubahan yang lebih besar lagi. Untuk memulai mengambil peran dalam implementasi SDGs dan mencapai goal dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan hingga 2030 di Indonesia, hal yang perlu dilakukan dapat diuraikan sebagai berikut.

Mulai Berbicara dan Berdiskusi

Dalam rangka mengimplementasikan SDGs di Indonesia, sebagai seorang pemuda tentunya urgensi ini umumnya hanya bisa didapatkan dari observasi di wilayah dan spesifik SDGs tertentu saja. Oleh karenanya, diperlukan suara dari pemuda daerah hingga aktivis yang berfokus di berbagai tujuan isu seperti lingkungan, kesehatan, kesetaraan gender, ekonomi, dan sebagainya yang menyuarakan isu yang menjadi urgensi SDGs yang terdapat di daerahnya dan sedang marak terjadi di Indonesia. Selain untuk menegakkan kesadaran sesama milenial di daerahnya, hal ini dapat menjadi bahan diskusi. Hasil diskusi ini sendiri juga dapat dimanfaatkan untuk keberlangsungan pencapaian SDGs di daerahnya.


Salah satu contoh isu yang kini berkembang di masyarakat adalah tingginya jumlah sampah di Indonesia dan di laut dunia yang mengancam ekosistem laut (poin 14 SDGs) dan ekosistem darat (poin 15 SDGs). Selain merusak lingkungan, jumlah sampah juga mengancam perubahan iklim (poin 13 SDGs) juga ancaman lingkungan lainnya. Pemuda atau milenial yang concern terhadap hal ini mulai mengeksplor apa saja yang terjadi di daerahnya berkenaan dengan isu tersebut, misalnya tidak ada tempat untuk mengolah sampah hingga masyarakat yang membuang sampah di aliran air. Kemudian dari sebuah diskusi akan tercipta inovasi dalam mengatasi dan memberikan solusi atas kasus tersebut.

Dalam membangun pemuda atau milenial yang mempunyai jiwa kepemimpinan dan peduli untuk turut membantu mencapai goal SDGs, pemuda dunia dan Indonesia memiliki wadah yakni World Merit Indonesia. Organisasi kepemudaan ini concern terhadap SDGs dan menampung pemuda untuk beraspirasi dan langsung turun aksi perubahan ke masyarakat dengan spesifik tujuan SDGs. Tidak hanya itu, ada juga program Global Goals MUN yang merupakan kegiatan dunia yang mengundang pemuda atau milenial di seluruh dunia untuk membicarakan aksi revolusioner dalam menghadapi SDGs goals 2030.

Menggali Ilmu dan Mengkajinya

Permasalahan dan urgensi yang diungkapkan dalam 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) tidak hanya sekadar mengetahui setiap poin saja, namun perlu mendalami dan mengkaji setiap poin dan apa saja permasalahan yang terjadi hingga menelusuri seberapa besar dampak dari isu tersebut. Poin dalam SDGs tersebut tentunya bersifat kompleks, karena satu tujuan tidak hanya terjadi karena satu hal, namun dapat disebabkan karena ketidakseimbangan tujuan lainnya. Misalnya, urgensi mengenai akses air bersih dan sanitasi umumnya mempengaruhi pangan di Indonesia sehingga apabila tidak terdapat akses tersebut, maka kesehatan masyarakat yang mengalami kesulitan akhirnya menjadi tidak seimbang. Begitu pula dengan ketidakseimbangan ekosistem yang berpengaruh besar dalam perubahan iklim. Oleh karenanya, sebagai seorang pemuda sekaligus calon akademisi, mahasiswa sebagai seorang pemuda Indonesia dan milenial perlu mengkaji hal-hal urgensi ini.

Ketika mendalami ilmu dan mengkaji mengenai tujuan tertentu yang menjadi urgensi dalam SDGs, maka mahasiswa sebagai seorang pemuda tentu akan tergerak untuk menjadi agent of change demi mengentaskan urgensi tersebut. Selain mendalami ilmu, pengkajian yang memerlukan peran masyarakat yang mengalami permasalahan tersebut menjadi pendorong utama seseorang—yang merupakan seorang pemuda—untuk berinovasi dalam menyejahterakan masyarakat. Inovasi ini tentu didapat dari berbagai pengetahuan dengan menggunakan analisis SWOT ketika meneliti setiap tujuan SDGs.


Hasil dari pengkajian yang dapat berupa paper ini tidak hanya menjadi penopang bagi penulisnya, namun juga dapat menjadi pegangan bagi aktivis lainnya yang hendak melakukan aksi nyata dengan spesifik SDGs yang menjadi fokus dalam disiplin ilmu tersebut.

Selain dari disiplin ilmu, Indonesia sendiri—terutama dari Bappenas—telah menciptakan Peraturan Nomor 7 Tahun 2018 tentang Koordinasi, Perencanaan, Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan Pelaksanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Gerakan pemuda dalam menjembatani tugas pemerintahan dapat lebih mendasar dengan adanya peraturan tersebut. Bahkan, pemuda juga menjadi lebih mudah bekerjasama dengan pemerintah untuk melakukan aksi nyata demi mencapai goal SDGs.

Mulai Merintis dan Melakukan Aksi Nyata




Untuk memulai merintis aksi nyata, kita perlu fokus ke dalam satu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan secara spesifik. Hal ini selain memudahkan, aksi yang akan dilakukan juga dapat tercapai secara total. Namun sebelum memilih akan fokus kemana aksi tersebut, perhatikan apa yang dibutuhkan di lingkungan daerahmu. Misalnya minimnya tenaga guru, minimnya sarana dan prasarana pendidikan, hingga rendahnya tingkat membaca di daerah yang merupakan isu dari poin 4 SDGs. Untuk mengatasi hal tersebut, dibutuhkan tenaga pengajar lulusan pendidikan yang membutuhkan pekerjaan dan peduli terhadap pendidikan. Meskipun pemerintah sudah melakukan perekrutan pegawai tenaga pengajar, namun masih banyak sekolah yang belum mendapat tenaga pengajar yang cukup. Sehingga hal ini dapat menjadi dasar untuk menciptakan aksi nyata untuk turun langsung kepada masyarakat, memberikan donasi berupa sarana dan prasarana pendidikan.

Aksi nyata dalam meraih goal SDGs saat ini juga menjadi tren di masyarakat. Satu diantara contohnya adalah aksi zero waste untuk mengurangi penggunaan sampah, kampanye kesetaraan gender, hingga menjadi pengusaha yang bergerak di bidang sosial yang memberikan impact pada perubahan-perubahan dalam mengentaskan isu sosial, baik dalam mengentaskan tingginya angka kemiskinan, meningkatkan kualitas pendidikan, hingga meningkatkan kualitas kesehatan.

Bahkan saat ini, banyak pemuda yang giat membangun komunitas hingga start up yang fokus ke dalam bidang pendidikan, kesehatan, hingga lingkungan yang ber-impact langsung kepada masyarakat dan turut menggerakkan pemuda lainnya yang peduli akan isu tersebut di lingkungannya. Gerakan ini menjadi perintis seorang pemuda untuk menjadi agen perubahan di masa mendatang dan menjadi pemimpem yang hebat nantinya yang menjembatani terwujudnya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 2030.

Mari kita bergerak 

Perubahan tersebut dapat kita lakukan sebagai milenial mulai dari sekarang. Bersama kita merintis aksi nyata kita dan nantinya kita akan menjadi orang-orang yang berperan besar dalam mencapai goal Tujuan Pembangunan Berkelanjutan hingga 2030 nanti di Indonesia. Aksi kecil kita dapat berdampak besar bila semua pemuda milenial sadar akan kepentingan isu-isu yang diangkat dalam SDGs. Perubahan di Indonesia bukan hanya tugas utama pemerintahan saat ini hingga beberapa tahun kedepan, namun juga menjadi tanggungjawab kita sebagai pemegang masa depan Indonesia.

Daftar Pustaka
Said, Ali, Indah Budiati dkk. Potret Awal Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) di Indonesia. 2016. Jakarta: Badan Pusat Statistik

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Contoh Balasan Surat Pribadi

[Review Produk] Cuka Apel Tahesta, Produk Lokal Murah Menghilangkan Jerawat

Sahabat Pena