Prosa Liris : Pecundang
Sebenarnya, prosa liris buatan saya ini untuk tes TKK Mengarang tingkat Madya. Tapi saya mohon kritik sarannya yah^^
Semoga pembaca suka dengan prosa liris saya.
Semoga pembaca suka dengan prosa liris saya.
“Pecundang”
Tibalah aku di rumah. Masuk ke kamar, lalu bercermin.
Lihatlah diriku, wajah penuh dosa, wajah seorang pengecut! Dan wajah seorang
pecundang. Tak ada yang memperdulikanku. Mereka semua egois! Aku benci mereka. Benci!
Sangat benci.
Ku peluk boneka beruangku. Aku
terduduk di sudut kamar. Aku menangis, aku menganggap hidupku sia-sia. Ya
Tuhan, berat sekali cobaan yang engkau berikan kepada hambamu yang lemah ini. Hiks…hiks…hiks…
Tubuhku semakin lemah, lemah sekali.
Mataku ingin sekali tertutup. Dan aku merasa di selimuti bersama boneka
beruangku. Serasa seperti selimut dari surga, dengan lembutnya sutra yang di
tenun seorang Malaikat.
Selamat datang dunia mimpi, dunia
yang penuh kedamaian. Tak ada rasa benci di dalam mimpiku. Dunia dimana
orang-orang tidak membenciku, bahkan mereka menyayangiku. Dan, dunia dimana aku
selalu bertemu dengan ibuku, ibuku yang sudah lama tiada di dunia nyata.
“Ibu…Ibu…peluk aku, Bu. Disini aku
selalu merindukan kehadiranmu, Bu.” Berulang kali kata itu terucap dari
bibirku. Tak ada respon sama sekali dari ibuku. Ya Tuhan, kemana ibuku? Baru
kali ini dia menghilang. Ya Tuhan, tolong jawab aku. Ada apa dengan hari ini,
ya Tuhan. Apa salahku? Apa salahku diberi cobaan seberat ini?
Apa karena sikapku yang egois? Apa
karena aku hanya seorang pecundang? Atau karena aku seorang pembenci banyak
orang? Ya Tuhan, kabulkan doaku ini, doa dari seorang hamba yang penuh dosa
lahir batin, pertemukanlah hambamu dengan ibuku, sebentar saja, walau hanya di
dalam mimpi. Ku mohon, kabulkanlah doaku, ya Tuhan.
Bagaimana prosanya? Hmm...saya memang baru pemula, soalnya waktu ngeliat contoh juga sedikit. Terima kasih dan wasallam =)
Comments
Post a Comment